Langung adalah sebuah nama gampong yang terletak sangatlah strategis, dilintasi oleh jalan Nasional Meulaboh-Tapak tuan di Km 5 Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Konon lagenda asal mula diberi nama Gampong Langung karena dahulu kala didaerah ini banyak ditumbuhi sejenis pohon yang buah buahanya menyerupai buah mancang, bila telah masak buahnya berwarna hitam dengan rasa asam manis dan berukuran sebesar buah manggis. Selain langsung dimakan penduduk setempat juga menjadikan buah tersebut campuran masakan, seperti dicampur kedalam sayuran asam pedas, bahkan masyarakat juga membuatnya menjadi sambal yang dapat menggugah selera makan. Dengan adanya pohon tersebut disekitar gampong tersebut dikalangan masyarakat buah itu diberi nama batang Langung atau dalam bahasa aceh sering disebut sebagai bak Kumbang. Masyarakat setempat mengambil nama dari jenis pohon tersebut sebagai nama gampong. Maka jadilah nama gampong sebagai gampong Langung yang penduduknya selalu hidup damai dan tentram, sampai dengan sekarang nama Langung tetap harum dikalangan masyarakat Langung.
Sistem pemerintahan Gampong Langung sudah dibangun sejak zaman dahulu, dimana fungsi pemerintahan masih sangat kental dengan budaya lokal, yaitu pemerintahan yang mengedepan nilai-nilai islami sebagai prinsip pembangunan. Keberadaan Kantor Desa merupakan sebuah simbol sekaligus kekuatan untuk membicarakan setiap persoalan masyarakat, mulai dari masalah pertanian, ekonomi, pendidikan sampai masalah pelayanan kepada masyarakat, dari sini pula pemerintah membicarakan strategi pembangunan.
Pada awal pembentukan Pemerintahan secara formal, Gampong Langung dipimpin oleh seorang Geuchik yang dibantu oleh perangkat gampong yang pada masa itu terdiri dari seorang Kepala Seksi dan para Kepala Urusan. Tuha Peut sebagai Badan Permusyawaratan Gampong sudah mulai berfungsi pada zaman dahulu dan penyelenggaraan pemerintahan oleh Tuha Peut masih sangat kental dengan adat istiadat. Tuha Peut berwenang memberi pertimbangan terhadap keputusan-keputusan gampong, memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh geuchik.
Imum Chiek sebagai pemimpin mesjid juga sangat berperan dalam Pemerintah Gampong yang disampaikan diatas bukan hanya sebagai tempat mengatur strategi tapi juga bagian dari sistem pemerintahan. Imum Chiek mengorganisir kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di Gampong.
Dalam menjalankan pemerintahan gampong dan kesehariannya, Keuchik dibantu oleh Perangkat Gampong, Dusun-dusun dan tokoh masyarakat. Berdasarkan keterangan dari para orang tua, tokoh masyarakat serta catatan-catatan yang ada di Gampong Langung dapat di susun yang pernah menjabat ataupun menjadi Keuchik Langung sebagai berikut:
1. Tgk Ali Akbar (Koba) Masa Bakti/Jabatan 1947 s/d 19532. Sulaiman (Lemen) Masa Bakti/Jabatan 1953 s/d 1958
3. Zakaria Masa Bakti/Jabatan 1958 s/d 1970
4. Abdullah (Dolah) Masa Bakti/Jabatan 1970 s/d 1978
5. M. Yusuf Masa Bakti/Jabatan 1978 s/d 1987
6. Husaini D Masa Bakti/Jabatan 1987 s/d 2007
7. Wilis Rajab Masa Bakti/Jabatan 2007 s/d 2013
8. Muhammad Nur Masa Bakti/Jabatan 2013 s/d 2017
9. Usman Jafar (PJ) Masa Bakti/Jabatan 2017 s/d 2021
10. Muhajir (PJ) Masa Bakti/Jabatan 2021 s/d 2022
11. Yuliadi Masa Bakti/Jabatan 2022 s/d Sekarang